Jumat, 11 Februari 2011

Kakak Komersil


Haha. Barusan, aku melihat pemandangan yang sering terjadi di asrama darussalam, namun, meskipun peristiwa itu terjadi hampir setiap hari, tawa ini tidak kuasa untuk tidak keluar. Tempat kejadian peristiwa (TKP) untuk permasalahan ini adalah toilet. Jika peristiwa ini sedang terjadi, tedapat tiga jenis manusia penghuni darussalam. Pertama adalah tipe munyeku(muka nyengir kuda). Orang-orang yang termasuk kedalam tipe ini adalah bukan aktor utama, melainkan hanya sebagai penonton. Jika pertunjukan sedang terjadi, maka orang yang bertipe ini hanya menonton dan sesekali mengeluarkan tawa karena merasa terhibur. Dan kali ini, aku termasuk kedalam tipe yang satu ini. Mengapa aku mengatakan demikian? Hal ini karena, setiap orang tidak mutlak hanya menyandang satu tipe saja, terkadang, pergantian dari satu jenis ke jenis lain itu bisa terjadi hanya dalam jangka waktu yang cukup singkat.

Kamis, 10 Februari 2011

Ingin yang Pintar Bikin Sambal Terasi


Sepertinya aku akan semangat lagi dalam menjalani rutinitas perkuliahan yang sudah dimulai ini. Akhirnya, setelah hampir setengah dasawarsa, aku menginjakan kaki kembali di kampung halaman kakekku, yaitu Cicalengka. Aku disambut hangat oleh keluarga di sana. Mereka menyambutku bak seorang raja, mungkin pula lebih dari sekedar itu. Kalimat ini mungkin bisa sedikit mewakili, yaitu, aku disambut laksana seorang anak yang telah lama hilang kemudian diketemukan kembali oleh kedua orang tuanya.

Seperti biasa, orang yang paling antusias menyambutku adalah Teh N’eng. Dia adalah anak pertama Bi Euis. Tidak ada saudara lain yang menyambutku se-ekstrim dia. Aku diperlakukan seperti anak kecil saja. Pipiku dicubit, hidungku dipencet, rambutku diacak-acak olehnya.