Senin, 03 Januari 2011

Si Keling (Si Hitam)


Sesuai dengan janjiku dulu, yaitu akan menanyakan kepada orang tuaku perihal kenapa adik laki-lakiku dipanggilnya “Adam”, padahal nama aslinya adalah “Fadlan”.

“ Oh, itu, awalnya Fadlan dipanggil ‘Dam-dam’, namun, seiring berjalanya waktu, berkurang menjadi ‘Dadam’, kemudian berkurang lagi menjadi ‘Adam’, begitu ceritanya, A,” jawab Ibuku atas pertanyaan penasaranku.

“ Trus, kata ‘Dam-dam’nya berasal darimana???” tanyaku lagi.

“ Kalo yang itu Mamah juga tidak tahu, A. Panggilan itu muncul begitu saja, entah siapa yang memulainya? Mungkin Bapak, Mungkin Adek, mungkin juga mamah, soalnya itu sudah lama, mamah agak-agak lupa, maklum udah mulai tua, he....” ibu mengakhiri jawabannya dengan tawa ringan. Tawa itu mencairkan suasana di meja makan. Di salah-satu kursi, Adam tetap khusuk makan, padahal kami sedang membicarakannya.

Di tulisanku terdahulu yang berjudul “Misteri Sepuluh Juni”, dijelaskan kalau aku dan Adam lahir pada tanggal dan bulan yang sama, yaitu tanggal 18 Juni, karenanya kami memiliki sifat yang sama, yakni sama-sama gila dengan yang namanya sepak bola. Selain itu juga, kami sama-sama terlahir sebagai orang pemalu, terlebih-lebih kepada lawan jenis. Namun, sekarang itu hanya menjadi cerita lalu, ketika Adam masih duduk di bangku sekolah dasar. Adam skarang dengan Adam masa lalu sangat-sanatlah berbeda. Menurut kabar dari oang yang dapat dipercaya, di sekolah (SMP Negeri 1 Cinangka), tempat akku juga dulu menuntut ilmu, Adam menjadi idola para wanita.

“ What!!! Adam adik saya menjadi idola wanita di sekolah? Padahal dia kan keling (baca: hitam)! Bagaimana bisa dia menjadi idola???” tanyaku kaget kepada mata-mataku di sekolah.

“ Iya A Niko, Adam itu memang hitam, tapi kata para siswi yang saya tanya kenapa mereka mengidolakan Adam, alasannya adalah Adam itu hitam manis, selain itu juga penampilannya selalu keren.”

Adam, adik laki-lakiku keren??? Keren dilihat darimananya? Setahuku, kalau mau berangkat sekolah, dia selalu berpenampilan amburadul. Bajunya dikeluarkan, dua kancing baju paling atasnya tidak dikancingkan, mungkin dia sengaja agar dadanya yang kerempeng tetap terlihat orang-orang. Model rambutnya teracung ke atas menyerupai marcusuar di pelabuhan peninggalan Belanda. Jika sedang menggunakan parfum, dari radius seratus meter kita sudah bisa mencium keberadaan dia. Bahkan, menurut cerita ibuku ketika setelah mengambil raport Adam, wali kelasnya berujar kalau kelakuan Adam itu sangat menghawatirkan, dia selalu menggoda para siswi sekelasnya, bahkan dari kelas yang lainnya juga.

“ Adam sangat berbeda dengan kakaknya Bu. Kalau dulu, Niko tidak seperti itu, dia orangnya pendiam dan penampilannya selalu rapih, sedangkan Adam, dia menghawatirkan Bu. Kalau semester depan prilaku Adam masih seperti ini, saya tidak yakin dia bisa mempertahankan peringkat satunya,” ujar ibuku meniru kata-kata yang diucapkan Pak Harun, wali kelas Adam.

“ What!!! Adam dapat renking satu??? Yang benar saja!!!” ucapku kaget.

“ Iya, benar A,” jawab ibu sambil memperlihatkan raport Adam kepadaku.

Oh my God, yang benar saja, dengan penampilan dan perilaku seperti itu, dan dengan tidak pernah sama sekali belajar atau membaca buku, dia bisa mendapatkan renking satu. Ini sungguh aneh tapi nyata dan benar-benar membuat aku bingung.

“ Mungkin Adam memiliki kelebihan yang sama dengan Aa. Aa masih ingat kan masa-masa SMP dulu? Pernahkah dulu Aa belajar? Tidak kan? Tapi kenapa Aa bisa mendapat renking pertama?” ibuku membuka masa lalu mencoba mengingatkanku.

Ibuku benar. Mungkinkah dia menuruni sifat yang aku miliki? Jadi, kalau memang seperti itu, berarti cerita yang aku tulis di “Misteri Sepuluh Juni” itu benar adanya. Misteri itu benar-benar terjadi. Dulu aku memang tidak pernah belajar, tapi sering mendapatkan renking satu, bahkan bisa menggondol predikat siswa terbaik di sekolah dua periode berturut-turut, yaitu ketika aku kelas dua dan kelas tiga SMP. Tapi kalau misteri ini benar, darimana Adam mendapatkan sifat yang bisa membuat dia tidak keluar keringat dingin jika berhadapan dengan lawan jenis? Ah, aku tidak mau ambil pusing, karena hanya Allah dan Adam yang mengetahui semua ini. Tapi, rasa-rasanya aku harus mengetahui rahasianya, iya, aku benar-benar harus mengetahui rahasia ini. Dan, orang yang mungkin aku tanya perihal ini tidak lain dan tidak bukan adalah adikku sendiri. Keuntungan yang mungkin dapat aku petik dengan mengetahui rahasia ini adalah, aku tidak akan pernah gugup lagi jika berhadapan dengan lawan jenis, terlenih-lebih yang memiliki paras cantik jelita, hehe.......

5 komentar:

  1. hehe..
    nice posting!setiap orang memiliki karakter yang berbeda tapi hal itu menjdikannya lebih berwarna.
    sip..sip..
    terus menulis!

    BalasHapus
  2. mampir-mampir juga ya...
    http://nurumarialsisilia.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. makasih teh...
    iya insyAllah nanti mampir....
    oya, Flp Bandung kapan pembukaan???
    nanti kasih tau ya.....
    saya pengen gabung teh....

    BalasHapus
  4. insyaallah sekira Februari-Maret lah..
    kalau mau ikut kajian pekanan kepenulisannya mah boleh kok. namanya Kamisan FLP Bandung, jam 16.00 di selasar timur Salman ITB. itu terbuka untuk umum,,

    BalasHapus
  5. oke...
    low udah ada pembukaan kasih tau ya teh...
    insyAllah low da waktu luang nanti ikut kamisan...

    BalasHapus