Senin, 26 April 2010

Aneh Memang......


Sudah lama aku tidak merasakan ini. Aku merasakan kenyamanan jika memiliki kegiatan yang sedikit menyita waktuku. Aneh memang. Sudah hampir menginjak dua bulanan mungkin, aku tidak mengalami hal ini. Seingatku terakhir kali aku merasakan kenyamanan ini ketika aku sibuk-sibuknya bergelut dengan waktu untuk menyelesaikan proposal PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang aku kerjakan dengan teman-temanku yang otaknya diatas rata-rata.

Berdiskusi untuk mencari solusi yang paling tepat. Sedikit panas kadang, namun kami tetap berpedoman pada etika berdiskusi. Berbagi tugas mencari buku-buku referensi. Merasakan sulitnya mencari waktu kosong dari dosen pembimbing. Tidak jarang kami harus menunggu berjam-jam hanya untuk menunggu giliran bimbingan, karena selain membimbing kami, banyak juga mahasiswa tingkat atas yang bimbingan untuk menulis skripsi.

Hari ini, tepatnya sore tadi, beberapa menit sebelum adzan magrib berkumandang, aku merasakan lagi. Akhirnya aku merasakan lagi. Lembayung senja berwarna jingga, indah menempel di kaki langit barat. Hari mulai gelap. Bertambah gelap seiring bergantinya detik. Listrik-lilstrik mulai menyala menerangi kegelapan, tidak terkecuali listrik-listrik gedung-gedung di kampus tempatku menuntut ilmu.

Hanya ada beberapa mahasiswa saja yang tersisa di kampus. Ada sekelompok mahasiswa yang sedang tertawa riang di kantin kampus. Jika melihat si ibu kantin yang sedang beres-beres, mungkin sebentar lagi kantin akan tutup. Seorang mahasiswa putri berkerudung besar warna ping berjalan sendirian menuju mesjid kampus. Tangannya memeluk sebuah buku yang super tebal. Pandangannya terlihat selalu menunduk ke arah bumi. Dua orang kulit hitam dan berambut sedikit ikal berlari-lari kecil mengelilingi kampus. Aku mengenal satu dari mereka. Namanya Melky. Dia mendapatkan beasiswa dari kota kelahirannya, yaitu Sorong, Papua. Aku mengenal dia karena sering bermain sepak bola bareng di stadion kampus. Seiring seringnya frekuensi pertemuan kami, akhirnya kami jadi akrab. Aku memang memiliki jadwal khusus dalam seminggu untuk berolahraga. Selain untuk menjaga kebugaran tubuh, numayan bisa menambah teman.

" Selamat sore kawan, ayo ikut lari dengan kami!!!" ajak Melky dengan logat papuanya sambil mengacungkan tangan kanannya pertanda memberi salam. Tamannya hanya tersenyum.

Aku hanya membalas ajakan Melky dengan senyuman dan angkatan tangan pertanda membalas salamnya. Mereka melanjutkan larinya. Masih ada banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa yang tersisa di kampus, yang berbeda-beda kegiatan dan tujuannya tentunya.

Aku sudah bisa melihat keadaanku, setidaknya untuk beberapa hari kedepan. Sudah hampir dipastikan, beberapa hari kedepan aku akan jarang berada di kosan. Mungkin aku akan sering pulang larut malam. Bukan tanpa alasan aku berkata demikain. Hal ini karena menumpuknya tugas-tugas kuliah yang harus segera diselesaikan. Ditambah lagi tugas-tugas pribadi untuk memudahkan aku dalam pencapaian mimpi-mimpiku yang lain.

Aku teringat sebuah nasihat yang keluar dari teman akrabku sekaligus juga sebagai sainganku di kelas. Kami memang sering saling memberikan nasihat, dalam hal-hal yang baik tentunya. Seingatku, ketika itu kami hendak pulang ke tempat tinggal masing-masing. Karena kosan kami satu arah, kami pulang bareng. Disela-sela perjalanan, dan diantara obrolan tentunya, dia mengatakan sesuatu yang kurang lebih intinya adalah seperti ini: jangan sampai kita menghabiskan waktu kita dengan percuma, apa artinya kita sering pulang sampai larut malam jika tidak ada hasil dari kegiatan kita itu. Kita harus punya target di setiap kegiatan kita. Kita harus membuat produk, apapun itu, baik yang sifatnya abstrak ataupun yang konkrit, dan harus bermanfaat untuk orang banyak tentunya. Kita harus berbuat sesuatu untuk negeri ini. Dia ucapkan kalimat itu dengan sangat menggebu-gebu. Tangannya dia kepalkan. Sorot matanya tajam bak mata elang yang sedang mencari mangsa.

Sejak saat itulah kami mengadakan perlombaan yang pesertanya hanya kami berdua. Siapa yang duluan bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri, dialah pemenangnya. Kami membuat perlombaan itu semata-mata hanya untuk memicu semangat kami agar tidak kendor dan malas-malasan. Sesungguhnya jika kami (baca: mahasiswa, yang katanya adalah agen of change) nya malas-malasan atau tidak semangat dalam menuntut ilmu, mau jadi apa negeri ini!!!???

Sahabat, bagi siapapun yang membaca tulisan ini, mari kita bersama-sama bangun negara kita tercinta, karena hanya dengan bekerja bersamalah negeri ini bisa maju.

Aku cinta Indonesia.................................

Wassalam.....
UPI Net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar