Kamis, 29 April 2010

Buah Dari Kegigihan


DAG DIG DUG DAG DIG DUG

Begitulah suara detak jantungku. Perasaan ini tidak menentu. Campur aduk antara gembira, tegang, pokoknya segala macam emosi bermukim di hatiku. Gembira karena untuk sementara club favoritku unggul atas lawannya, dan tegang karena club lawan mendominasi penguasaan bola. Aku takut jika mereka bisa mencetak gol dan memenangkan pertandingan semi final ini.

Waktu pertandingan hanya tinggal beberapa menit lagi, akan tetapi, rasanya seperti seabad lamanya. Aku berharap sang pengadil pertandingan segera meniup peluit pertanda pertandingan selesai. Emosiku serasa disetir oleh sebuah televisi yang sedang kulihat. Jantungku berdetak dengan sangat keras dan cepat, dan bertambah cepat jika club favoritku sedang diserang lawan. Mungkin jika alat pengukur gempa dipasang di dadaku, alat tersebut akan menunjukan tujuh atau delapan skala richter.

Dia adalah Inter Milan. Club yang aku sukai dari semenjak pertama kali aku mengenal sepak bola. Akhir-akhir ini, Inter Milan sedang berada pada masa keemasannya di liga lokal yaitu liga Italia serie-A. Bagaimana tidak, sudah empat tahun terakhir ini Inter Milan selalu menggondol scudeto (bahasa italianya juara). Akan tetapi, di liga champion atau liga para club-cluba jawara berkompetisi, Inter belum mampu untuk mengeluarkan tajinya. Inter belum sanggup unjuk gigi di level kompetisi tersebut. Jika tidak salah, sekitar tiga puluh delapan tahun yang lalu Inter terakhir kali mengecap partai final liga champion eropa.

Berkaca pada sepak terjang club kesayanganku Inter Milan, setidaknya ada suatu hikmah dibalik semua itu. Kita bisa belajar dari fenomena tersebut. Sesungguhnya, jika kita juara atau unggul atau juga sejenisnya yang mengartikan kita lebih dari yang lain, itu tidak berarti kita juga bisa unggul di tempat lain. Semakin luas lingkup kompetisi (kompetisi dalam semua bidang) semakin keras dan sulit juga tantangannya. Jadi, jangan lah dahulu kita merasa jumawa jika telah mendapatkan suatu prestasi. Yang harus dilakukan adalah berusaha untuk terus dan terus belajar dalam mempersiapkan kompetisi-kompetisi selanjutnya yang sudah menunggu dengan manis di depan mata. Sesungguhnya suatu persaingan itu akan terus adanya, dia selalu berkesinambungan.

Balik lagi ke nasib Inter Milan di ajang liga champion. Setidaknya masih ada asa bagi Inter untuk bisa membuat prestasi terbaik sejak tiga dekade terakhir ini. Kesempatan untuk bisa melenggang ke partai puncak masih terbuka lebar. Mengingat nter masih unggul dari lawannya yaitu club tangguh dari La liga Spanyol yaitu Barcelona. Pargantian detik demi detik terasa sangat lama. kuhiraukan jalannya pertandingan. Aku tidak perduli karena selalu Barcelona yang menguasai bola. Aku hanya memperhatikan jalannya waktu pertandingan. Aku fokuskan kedua mataku, bahkan mata batinku tidak mau ketinggalan untuk hanya melihat waktu pertandingan. Hanya tinggal beberapa detik lagi pertandingan akan berakhir. Bersamaan dengan itu, Barcelona semakin trengginas dalam menyerang dan memporak porandakan barisan pertahanan Inter. Hanya tinggal beberapa detik lagi. Sepuluh detik. Sembilan detik. Delapan detik. Barcelona menyerang lagi. Tujuh detik. Enam. Lima. Empat. Pasukan Barcelona masuk kotak penalti Inter. Tiga. Dua. Satu. Dan akhirnya.

PRIT PRIIIIIT PRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT

Badanku serasa ringan. Semua ketegangan menguap entah kemana kaburnya. Detak jantungku berangsur menjadi normal kembali. Dua temanku tertunduk lesu meratapi kekalahan club kesayangannya. Hatiku mengharu biru. Akhirnya dengan kegigihan, Inter Milan (semua satu kesatuan, baik itu pelatih, pemain, tim manajemen, suporter, tukang pijat pemain, dan lain sebagainya yang termasuk pada kepengurusan club Inter Milan), mereka mengulang prestasi pada zaman keemasan dulu. Akhirnya Inter bisa melenggang menuju partai puncak. Dan disini. Di kamar kosan yang sempit ini. Aku tersenyum bangga melihat club kesayanganku menang. Hanya tinggal satu anak tangga lagi yang harus ditempuh Inter untuk menjadi penguasa Eropa. Aku berharap, Inter bisa memenangkan partai puncak nanti melawan jawara dari Bundes liga Jerman yaitu Bayer Munchen.

GO INTER MILAN........

Wassalam....

UPI Net




2 komentar:

  1. ko, coba yang lawan nya man united pasti inter kalah 7-1 sama kaya roma dibantai milito vs rooney jelas milito kalah kelas heheheh

    BalasHapus
  2. Tapi fakta berkata lain Nu, Inter Milan lah sang jawaranya, he....

    BalasHapus