Dalam kitab Ta’lim Muta’alim, disebutkan bahwa “Diskusi satu jam lebih baik
daripada mengulang pelajaran satu bulan”. Sederhananya, mengapa melakukan
diskusi itu lebih baik dari hanya sekedar mengulang pelajaran? Bahwa dalam
diskusi sudah mencakup mengulang pelajaran. Kemudian ada bonus menambah ilmu. Sebab
di dalamnya ada musyawarah dalam rangka mencari kebenaran. Tentunya akan ada
ilmu-ilmu tentang permasalahan terkait (tema diskusi) yang disampaikan para pelaku
diskusi.
Sebelum
melakukan diskusi, ada beberapa hal penting yang wajib kita ketahui. Maksudnya adalah
agar diskusi berjalan dengan lancar dan tentunya supaya diskusi ini menemui
tujuan. Pertama adalah, bahwa muara dari diskusi untuk menemukan kebenaran,
bukan kemenangan. Untuk itu, menjadi keharusan bagi si pelaku diskusi untuk
menyiapkan hati seluas samudera. Sebab dalam pelaksanaannya, boleh jadi
pendapat kita tidak akan diterima. Pada posisi seperti ini kita harus belajar
berlapang dada. Kedua adalah, hindari sifat ingin menang sendiri. Saat ada
pendapat lain yang lebih baik dari pendapat kita, haram hukumnya bagi kita
dalam mempertahankan pendapat kita. Mengapa? Sebab hal ini bisa menimbulkan
keonaran dalam diskusi. Ketiga, hindari berdiskusi dengan orang-orang yang
hanya mencari kemenangan serta memiliki tabiat tidak baik. Sebab diskusi tidak
akan pernah menemui ujung jika dilaksanakan dengan orang-orang semacam ini. Selain
itu, dikhawatirkan tabiat itu menular pada pelaku diskusi yang lain. Karena tabiat
itu merupakan perkara yang dapat menular. Juga, berdiskusi dengan mereka, dikhawatirkan
akan menimbulkan permusuhan setelah perdebatan. Keempat, adalah tidak sungkan
untuk mengatkan “Tidak tahu” atau “Belum tahu” jika dihadapkan pada sebuah
pertanyaan yang memang kita belum tahu jawabannya. Syekh Muhammad bin Yahya,
jika mendapatkan pertanyaan yang sulit, maka beliau akan menjawab seperti ini. “Apa
yang kamu tanyakan masih belum kutemukan jawabannya dan akan kucari jawabannya.
Sebab di atas orang yang berilmu masih ada orang yang berilmu lagi.”
Terakhir,
sebagai seorang manusia pembelajar, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk sering
melakukan diskusi. Sebab dengan diskusi, maka ilmu dan pengetahuan kita akan
bertambah. Selain itu, dengan diskusi, artinya kita sedang melakukan pengabdian
pada ilmu. Dalam sebuah syair di kitab Ta’lim
Muta’alim, terlantun seperti ini: Sesunguhnya
suatu keharusan bagi ilmu, siapa yang mengabdi kepadanya (ilmu), maka semua
orang akan mengabdi kepadanya (orang).
***