Kamu tahu, aku pernah berlari
sepuluh kilometer tanpa henti?
Saat itu banyak orang yang
memujiku. “Kamu hebat, Dek!” kata mereka.
Kamu tahu, aku juga pernah push
up ratusan kali di beranda asrama?
Si Adek kecil melotot manatapku. “Kakak
kuat!” ucap dia dengan mulut menganga.
Kamu tahu, aku pernah meminta
maaf atas kesalahanku? Ini adalah perkara paling berat menurutku. Sebab harus
kuruntuhkan dulu gedung gengsi yang bertingkat-tingkat.
Kemudian sayup-sayup kudengar
lirih bisikan teman-teman yang menyanjungku. Walau sejatinya bukan itu yang aku
inginkan.
Dan apakah kamu tahu, aku tak
bisa melakukan apa-apa jika bayangmu tetiba menyelinap di kepalaku?
Aku hanya bisa terbaring lemah di
atas ranjang. Dengan tatapan kosong pada langit-langit kamar.
Aku tidak mampu berbuat apa-apa. Karena
senandungmu terus terlantun di sudut otakku, kemudian berhenti dan menetap pada
ruang hatiku.
Lalu aku hanya ingin bertanya. Apa yang
harus aku lakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar