Sabtu, 14 November 2015

Malas



(Bagian satu)

Apakah ada yang pernah mendengar kalimat-kalimat seperti di bawah ini?

“Saya malu. Kamu saja yang ngomong. Saya belum siap.”

“Saya gak mau maju. Malu. Mau ngomong apa nanti di depan.”

“Sebenarnya saya mau berpendapat. Tapi orang-orang di sini pada pinter. Saya jadi minder.”

Bagaimana? Ada yang sudah mendengar? Atau Anda sendiri yang justru mengucapkan kalimat-kalimat sejenis itu? Hayooo, ngakuuu.

(Bagian dua)

Baik. Sekarang kita masuk pada kalimat-kalimat yang lainnya. Misalkan seperti ini.

“Badan saya lemes euy. Males ngapa-ngapain nih. Kamu saja yang berangkat ya. Hari ini saya gak ngaji dulu.”

“Sory Bro, tadi saya gak ikut ngerjain tugas kelompok. Saya ketiduran. Lemas dan ngatuk banget soalnya.”

Bagaimana? Apakah kalimat semacam ini pernah juga keluar dari mulut Anda? Sepertinya pernah juga ya?!

(Bagian tiga)

Baik. Terakhir. Sekarang bagaimana dengan kalimat yang di bawah ini?

“Padahal dulu dia peringkat kelasnya di bawah saya. Tapi dia sekarang jauh lebih sukses dari saya. Mungkin itu karena dia orangnya rajin baca buku. Coba jika dulu saya rajin membaca, mungkin sekarang akan sama seperti dia.”

 “Seandainya waktu bisa diulang, ingin rasanya saya kembali kecil lagi. Saya akan ngaji setiap hari.”

“Menyesal dulu gak serius belajar. Sumpah, nyesel banget.”

Jika boleh menebak, sepertinya kalimat seperti di atas juga pernah keluar dari mulut Anda. Atau bahkan sering, hehe.
***

Oke. Sekarang coba kita bedah semua kalimat di atas. Pada bagian satu, jika kita teliti, inti dari kalimat-kalimat itu adalah rasa malu yang ada pada diri sang pembicara. Rasa malu yang disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri dalam dirinya. Rasa percaya diri yang sesungguhnya bisa timbul jika dia memiliki pengetahuan yang cukup untuk disuarakan. 

Pada bagian dua. Jika kita cermati. Ucapan-ucapan itu muncul karena kelelahan (kurang bugar) yang si pembicara rasakan. Sebab kekurang bugaran fisiknya, akibatnya dia jadi melewatkan kesempatan baik yang sesungguhnya akan sangat bermanfaat jika tidak dia lewatkan. 

Kemudian, pada bagian tiga. Semua orang pasti tahu. Penyebab dari keluarnya kalimat-kalimat itu pastinya adalah bernama penyesalan. Sebuah penyesalan yang timbul karena masa lalu yang tidak digunakan dengan baik. 

Dan, Jika kita mau jujur untuk mencermati ketiga peristiwa di atas, sesunguhnya penyebabnya hanya satu saja. adalah kemalasan. Apa, malas!? Iya, MALAS! Jika tidak percaya, mari kita bahas bersama!

Jika saja orang pada (bagian satu) mau melawan kemalasannya untuk mempelajari materi yang berhubungan dengan yang akan dia bicarakan. Kalimat yang akan keluar mungin bukan kata “malu” lagi. Melainkan, “Siap! Saya siap untuk berpendapat. Sebab saya sudah memiliki pengetahuan tentang tema ini. dan saya siap untuk membagikannya pada rekan-rekan.”

Jika saja orang pada (bagian dua) ingin sedikit melawan kemalasannya untuk keluar berolahraga. Boleh jadi tubuhnya akan sedikit bugar, dan dengan kebugaran itu, dia akan mengatakan, “Oke. Badan saya sedang enak nih. Jangankan pengajian di desa tetangga. Di ujung dunia pun saya jabanin.”  

Jika saja dulu, orang pada (bagian tiga) menggunakan waktunya dengan sebaik mungkin untuk belajar, dan berani melawan habis-habisan rasa malas yang menyerang. Boleh jadi kalimat yang keluar bukan lagi bernada penyesalan. Boleh jadi kalimat yang akan keluar jadi seperti ini. “Alhamdulillah dulu saya giat belajar. Sekarang baru terasa manfaatnya. Alhamdulillah banget.”

Naaah, sampai sini Anda pasti sudah paham. Sejatinya, rasa malu, lemah, juga penyesalan, itu merupakan hasil dari kemalasan yang bersemayam di dalam jiwa kita. jika kita tidak ingin memiliki nasib menyedihkan seperti pada contoh-contoh di atas, maka kita harus menendang jauh-jauh rasa malas kita. Akan sulit pasti. Karena memang tidak ada jalan kebaikan yang tidak sulit. Sebab itu adalah sunatullah. Maka kita harus mati-matian untuk melawannya. Demikian. Wallahu ‘alam.
***

“Banyak perasaan malu, lemah dan penyesalan manusia lahir dari kemalasan.”
(Syair dalam kitab Ta’lim Muta’allim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar