Sabtu, 28 November 2015

Yang Datang

       "Bro, saya hanya tidak ingin melihatmu meratap menyesali apa yang sesungguhnya bisa kamu dapatkan. Patut kamu pahami, bahwa wanita akan memilih laki-laki sederhana yang datang kepadanya dibanding seorang pria tampan yang sebenarnya dia cintai tapi hanya diam saja di tempat. Sekarang, bangunlah. Lalu kejar dia," ucap Mamat.

        "Tidak perlu kamu tahu apakah ucapanku ini buah dari pohon kepahitanku di masa lalu atau hanya sekedar pengetahuan dari buku-buku. Yang harus kamu tahu, adalah isi di dalam dadamu," kata Mamat lagi. Aku tidak tahu apa yang sedang dia tulis di laptopnya. Sebab tatapku enggan untuk pindah dari langit-langit kamar. 

        "Sekarang, buang malumu lalu ambil kesempatan, atau tetap diam di sini kemudian menghabiskan sisa usia dalam laut penyesalan." Kudengar suara geseran kursi. Mamat melangkah menghampiri pintu. Sepertinya dia akan ke toilet.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar