Kamis, 26 November 2015

Tentang Diskusi



             Dalam kitab Ta’lim Muta’alim, disebutkan bahwa “Diskusi satu jam lebih baik daripada mengulang pelajaran satu bulan”. Sederhananya, mengapa melakukan diskusi itu lebih baik dari hanya sekedar mengulang pelajaran? Bahwa dalam diskusi sudah mencakup mengulang pelajaran. Kemudian ada bonus menambah ilmu. Sebab di dalamnya ada musyawarah dalam rangka mencari kebenaran. Tentunya akan ada ilmu-ilmu tentang permasalahan terkait (tema diskusi) yang disampaikan para pelaku diskusi. 

                Sebelum melakukan diskusi, ada beberapa hal penting yang wajib kita ketahui. Maksudnya adalah agar diskusi berjalan dengan lancar dan tentunya supaya diskusi ini menemui tujuan. Pertama adalah, bahwa muara dari diskusi untuk menemukan kebenaran, bukan kemenangan. Untuk itu, menjadi keharusan bagi si pelaku diskusi untuk menyiapkan hati seluas samudera. Sebab dalam pelaksanaannya, boleh jadi pendapat kita tidak akan diterima. Pada posisi seperti ini kita harus belajar berlapang dada. Kedua adalah, hindari sifat ingin menang sendiri. Saat ada pendapat lain yang lebih baik dari pendapat kita, haram hukumnya bagi kita dalam mempertahankan pendapat kita. Mengapa? Sebab hal ini bisa menimbulkan keonaran dalam diskusi. Ketiga, hindari berdiskusi dengan orang-orang yang hanya mencari kemenangan serta memiliki tabiat tidak baik. Sebab diskusi tidak akan pernah menemui ujung jika dilaksanakan dengan orang-orang semacam ini. Selain itu, dikhawatirkan tabiat itu menular pada pelaku diskusi yang lain. Karena tabiat itu merupakan perkara yang dapat menular. Juga, berdiskusi dengan mereka, dikhawatirkan akan menimbulkan permusuhan setelah perdebatan. Keempat, adalah tidak sungkan untuk mengatkan “Tidak tahu” atau “Belum tahu” jika dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang memang kita belum tahu jawabannya. Syekh Muhammad bin Yahya, jika mendapatkan pertanyaan yang sulit, maka beliau akan menjawab seperti ini. “Apa yang kamu tanyakan masih belum kutemukan jawabannya dan akan kucari jawabannya. Sebab di atas orang yang berilmu masih ada orang yang berilmu lagi.”

                Terakhir, sebagai seorang manusia pembelajar, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk sering melakukan diskusi. Sebab dengan diskusi, maka ilmu dan pengetahuan kita akan bertambah. Selain itu, dengan diskusi, artinya kita sedang melakukan pengabdian pada ilmu. Dalam sebuah syair di kitab Ta’lim Muta’alim, terlantun seperti ini: Sesunguhnya suatu keharusan bagi ilmu, siapa yang mengabdi kepadanya (ilmu), maka semua orang akan mengabdi kepadanya (orang).
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar